OSkQy5jRfLoe3ZSC_s3lf4N5a18 zetyo's blog: 2010-08-08

13 Agustus 2010

Solo Batik Carnaval ( SBC )





Solo Batik Carnival (SBC), 23 Juni 2010 pukul 14.00 wib
Jalan Slamet Riyadi Solo
Karnaval yang mengambil tema batik. Untuk itu bahan yang digunakan para peserta semuanya juga batik. Tahun 2008 dan 2009, acara ini mampu menyedot ratusan ribu orang. SBC digelar untuk mengangkat citra batik dan Solo sebagai kota Batik.

Ratusan model akan memperagakan busana batik, kreasi mandiri para peserta karnaval dalam tampilan dan desain yang makin atraktif, memikat dan berani.

Solo Batik Carnival (SBC) adalah karnaval yang mengambil tema batik. Untuk itu bahan yang digunakan para peserta semuanya juga batik. Tahun 2008 dan 2009 acara ini mampu menyedot perhatian ratusan ribu orang. SBC digelar untuk mengangkat citra batik dan Solo sebagai kota batik. Ratusan model akan memperagakan busana batik, kreasi mandiri peserta karnaval dalam tampilan dan desain yang makin atraktif, memikat dan berani.

Solo Batik Carnival (SBC) 2010 akan diselenggarakan pada tanggal 23 Juni 2010, dengan mengangkat tema Sekar Jagad yang terinspirasi dari lingkungan hidup sekaligus memberikan pembelajaran akan kepedulian terhadap alam dan menciptakan sebuah carnival yang ramah lingkungan.

Tema :Flora (menggambarkan keindahan tumbuh-tumbuhan dan warna-warni bunga yang menghiasi alam),Fauna (menggambarkan keindahan dari binatang yang berlarian, berterbangan dan menari dengan warna warna yang indah yang menghiasi alam),Anak Anak (untuk kostum anak-anak akan lebih berwarna dan imajinatif karena semua keindahan alam raya akan tergabung dan menjadi kesatuan yang sangat indah). Rute: Purwosari Solo Center Point - Ngarsopuro.

Sentuhan Tradisi Keraton


Perancang Biyan Wanaatmadja berhasil membawa penonton ke kawasan candi di Jawa Tengah di alam terbuka. Apalagi ketika mereka menatap ceiling ruangan yang mulai berpendar seperti munculnya kerlip bintang-bintang di langit malam. Model Paula Verhoeven muncul dari balik panggung mengenakan gaun putih dan pergelaran busana tahunan Biyan pun dimulai

Setelah 27 tahun malang melintang di dunia mode, Biyan tampaknya ingin menunjukkan koleksi dengan sentuhan melankolis dan sentimental. Judulnya saja As Time Goes By. Ini koleksi yang bercerita tentang tradisi dan warisan budaya. Inspirasinya berasal dari busana kerajaan dan seragam adat keraton di Indonesia yang mencerminkan keunikan karakter dan kekuatan watak kebudayaan itu sendiri. "Saya berusaha memberikan kreasi yang amazingly old, but surprisingly modern," kata Biyan.

Kreasi itu ia tafsirkan dalam warna-warna alam yang lembut, dari putih, gading, karamel, khaki, hingga hijau, emas, biru, hitam dan berakhir di warna merah. Busana tradisional lelaki Jawa, beskap, dimodifikasi menjadi aneka jaket yang menonjolkan bahu.

Ada pula blus berbahan batik sutra dan rok yang diikat. Kemben, yang sering dipakai perempuan Jawa pada masa lampau, ditampilkan menjadi gaun berbahan jacquard. Corak bunga, motif songket, dan motif khas keraton melebur dalam detail bertaburan Swarovski. Biyan banyak menggunakan potongan dengan teknik ikat dan bertumpuk-tumpuk.

Para model memperagakan total 100 busana koleksi Biyan dengan sepatu Mary-Jane bersol wedge dengan detail keemasan yang berbeda. Maria Agnes, Fahrani, dan Dominique boleh diacungi jempol karena dapat tetap berjalan anggun dengan sepatu hak ekstra tinggi. Namun model-model lainnya terlihat khawatir ketika berjalan, bahkan beberapa di antaranya nyaris terpeleset.

Aksesori yang menjadi identitas koleksi Biyan dalam tujuh tahun terakhir kembali dieksplorasi dengan penggunaan kalung dari ornamen batu yang besar. Ornamen kristal, perunggu, batu, kuningan, perak, dan mutiara dari Swarovski Elements cukup dominan pada busana rancangan Biyan kali ini. Pada beberapa busana, Biyan menempatkan kristal ini di titik-titik yang menarik, seperti di kerah leher, torso, pergelangan tangan, dan sebagai aksen di pinggiran gaun.

Tapi pada banyak rancangan lainnya, kristal ini menjadi ornamen utama di keseluruhan rancangan. Seperti tunik, jaket, dan legging yang bertabur penuh dengan kristal yang berkilau. Sebelum pergelaran dimulai, Biyan sempat bertutur, "Sparkling is an everlasting and timeless inspirations."

Mungkin dalam pikiran kreatif Biyan, kilau kristal ini mampu mencerminkan keanggunan dan tradisi kebesaran keraton. Seperti kata Biyan sebelum pergelaran, "Sekaya apa pun ornamentasinya, serumit dan sesulit apa pun siluetnya, acuannya tetap pada daya pakai kreasi saya sendiri."

Biyan lahir di Surabaya 56 tahun yang lalu. Selepas SMA, bungsu dari empat bersaudara ini melanjutkan kuliah di Mueller & Sohn Privatmodeschule di Duesseldorf, Jerman, dan di London College at Fashion, Inggris. Ia sempat bekerja di rumah mode Erico Covery, Florence, Italia, sebelum membuka labelnya sendiri di Indonesia. Sebagai perancang, namanya juga dikenal di Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan.

AMANDRA MUSTIKA MEGARANI

Keterangan Logis Tentang Mysteri Segitiga Bermuda ( Bermuda Triangle )



TEMPO Interaktif, Chicago - Misteri Segitiga Bermuda akhirnya terpecahkan. Buang jauh-jauh spekulasi alien, anomali waktu, dan fenomena aneh lain di wilayah antara Bermuda, Miami dan Puerto Rico itu.

Berdasar penelitian yang dimuat American Journal of Physics, menghilangnya kapal dan pesawat disebabkan gas alam yang menyembur di perairan itu. Gas itu berjenis methana, serupa dengan gas yang digunakan di rumah tangga untuk memanaskan oven dan mendidihkan air.

Profesor Joseph Monaghan dari Monash University di Australia mengatakan gelembung besar gas yang menyembur dari dasar laut bukan fenomena tunggal. Selain di Segitiga Bermuda, gas juga menyembur di Laut Jepang dan Laut Utara.
Methana, yang biasanya beku di bawah tekanan gas hydrates di dasar samudra, dapat berubah jadi gelembung besar yang naik ke permukaan samudra. "Saat sampai di permukaan, gelembung akan membumbung ke angkasa," kata Monaghan.

Menurutnya, semua kapal yang terkena gelembung raksasa ini akan kehilangan daya apung dan tenggelam ke dasar samudra. "Gelembung yang memiliki tekanan lebih besar, juga dapat menghajar pesawat tanpa peringatan," katanya. Dampak ke pesawat adalah kehilangan daya kerja mesin dan jatuh seketika.

Abu Bakar Ba'asyir

Perjalanan hidup
* 1972, Pondok Pesantren Al-Mukmin didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir bersama Abdullah Sungkar, Yoyo Roswadi, Abdul Qohar H. Daeng Matase dan Abdllah Baraja. Pondok Pesantren ini berlokasi di Jalan Gading Kidul 72 A, Desa Ngruki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Menempati areal seluas 8.000 meter persegi persisnya 2,5 kilometer dari Solo. Keberadaan pondok ini semula adalah kegiatan pengajian kuliah zuhur di Masjid Agung Surakarta. Membajirnya jumlah jamaah membuat para mubalig dan ustadz kemudian bermaksud mengembangkan pengajian itu menjadi Madrasah Diniyah.
* 1983, Abu Bakar Ba'asyir ditangkap bersama dengan Abdullah Sungkar. Ia dituduh menghasut orang untuk menolak asas tunggal Pancasila. Ia juga melarang santrinya melakukan hormat bendera karena menurut dia itu perbuatan syirik. Tak hanya itu, ia bahkan dianggap merupakan bagian dari gerakan Hispran (Haji Ismail Pranoto)--salah satu tokoh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia Jawa Tengah. Di pengadilan, keduanya divonis 9 tahun penjara.
* 11 Februari 1985, Ketika kasusnya masuk kasasi Ba'asyir dan Sungkar dikenai tahanan rumah, saat itulah Ba'asyir dan Abdullah Sungkar melarikan diri ke Malaysia. Dari Solo mereka menyebrang ke Malaysia melalui Medan. Menurut pemerintah AS, pada saat di Malaysia itulah Ba'asyir membentuk gerakan Islam radikal, Jamaah Islamiyah, yang menjalin hubungan dengan Al-Qaeda.
* 1985-1999, Aktivitas Baasyir di Singapura dan Malaysia ialah "menyampaikan Islam kepada masyarakat Islam berdasarkan Al Quran dan Hadits", yang dilakukan sebulan sekali dalam sebuah forum, yang hanya memakan waktu beberapa jam di sana. Menurutnya, ia tidak membentuk organisasi atau gerakan Islam apapun. Namun pemerintah Amerika Serikat memasukkan nama Ba'asyir sebagai salah satu teroris karena gerakan Islam yang dibentuknya yaitu Jamaah Islamiyah, terkait dengan jaringan Al-Qaeda.
* 1999, Sekembalinya dari Malaysia, Ba'asyir langsung terlibat dalam pengorganisasian Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang merupakan salah satu dari Organisasi Islam baru yang bergaris keras. Organisasi ini bertekad menegakkan Syariah Islam di Indonesia.
* 10 Januari 2002, Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Sukoharjo, Muljadji menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan eksekusi putusan kasasi Mahkamah Agung terhadap pemimpin tertinggi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abu Bakar Ba'asyir. Untuk itu, Kejari akan segera melakukan koordinasi dengan Polres dan Kodim Sukoharjo.
* 25 Januari 2002, Abu Bakar Ba'asyir memenuhi panggilan untuk melakukan klarifikasi di Mabes Polri. Abu Bakar datang ke Gedung Direktorat Intelijen di Jakarta sekitar pukul 09.30. Saat konferensi pers, pengacara Abu Bakar Ba'asyir, Achmad Michdan, mengatakan, pemanggilan Abu Bakar Ba'asyir oleh Mabes Polri bukan bagian dari upaya Interpol untuk memeriksa Abu Bakar. "Pemanggilan itu merupakan klarifikasi dan pengayoman terhadap warga negara," tegas Achmad.
* 28 Februari 2002, Menteri Senior Singapura, Lee Kuan Yew, menyatakan Indonesia, khususnya kota Solo sebagai sarang teroris. Salah satu teroris yang dimaksud adalah Abu Bakar Ba'asyir Ketua Majelis Mujahidin Indonesia, yang disebut juga sebagai anggota Jamaah Islamiyah.
* 19 April 2002, Ba'asyir menolak eksekusi atas putusan Mahkamah Agung (MA), untuk menjalani hukuman pidana selama sembilan tahun atas dirinya, dalam kasus penolakannya terhadap Pancasila sebagai azas tunggal pada tahun 1982. Ba'asyir menganggap, Amerika Serikat berada di balik eksekusi atas putusan yang sudah kadaluwarsa itu.
* 20 April 2002, Ba'asyir meminta perlindungan hukum kepada pemerintah kalau dipaksa menjalani hukuman sesuai putusan kasasi MA tahun 1985. Sebab, dasar hukum untuk penghukuman Ba'asyir, yakni Undang-Undang Nomor 11/PNPS/1963 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Subversi kini tak berlaku lagi dan pemerintah pun sudah memberi amnesti serta abolisi kepada tahanan dan narapidana politik (tapol/napol).
* April 2002, Pemerintah masih mempertimbangkan akan memberikan amnesti kepada tokoh Majelis Mujahidin Indonesia KH Abu Bakar Ba'asyir, yang tahun 1985 dihukum selama sembilan tahun oleh Mahkamah Agung (MA) karena dinilai melakukan tindak pidana subversi menolak asas tunggal Pancasila. Dari pengecekan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (Menkeh dan HAM) Yusril Ihza Mahendra, ternyata Ba'asyir memang belum termasuk tahanan politik/narapidana politik (tapol/napol) yang memperoleh amnesti dan abolisi dalam masa pemerintahan Presiden Habibie maupun Abdurrahman Wahid.
* 8 Mei 2002, Kejaksaan Agung (Kejagung) akhirnya memutuskan tidak akan melaksanakan eksekusi terhadap Abu Bakar Ba'asyir atas putusan Mahkamah Agung (MA) untuk menjalani hukuman pidana selama sembilan tahun penjara. Alasannya, dasar eksekusi tersebut, yakni Undang-Undang (UU) Nomor 11/ PNPS/1963 mengenai tindak pidana subversi sudah dicabut dan melanggar hak asasi manusia (HAM). Sebaliknya, Kejagung menyarankan kepada Kepala Kejaksaan Negeri Sukoharjo (Jawa Tengah) untuk meminta amnesti bagi Ba'asyir kepada Presiden Megawati Soekarnoputri.
* 8 Agustus 2002, Organisasi Majelis Mujahidin Indonesia mengadakan kongres I di Yogyakarta untuk membentuk pimpinan Mujahidin. Terpilihlah Ustad Abu Bakar Ba'asyir sebagai ketua Mujahidin sementara.
* 19 September 2002, Ba'asyir terbang ke Medan dan Banjarmasin untuk berceramah. Dari sana, ia kembali ke Ngruki untuk mengajar di pesantrennya.
* 23 September 2002, Majalah TIME menulis berita dengan judul Confessions of an Al Qaeda Terrorist dimana ditulis bahwa Abu Bakar Ba'asyir disebut-sebut sebagai perencana peledakan di Mesjid Istiqlal. Time menduga Ba'asyir sebagai bagian dari jaringan terorisme internasional yang beroperasi di Indonesia. TIME mengutip dari dokumen CIA, menuliskan bahwa pemimpin spiritual Jamaah Islamiyah Abu Bakar Ba'asyir "terlibat dalam berbagai plot." Ini menurut pengakuan Umar Al-Faruq, seorang pemuda warga Yaman berusia 31 tahun yang ditangkap di Bogor pada Juni lalu dan dikirim ke pangkalan udara di Bagram, Afganistan, yang diduduki AS. Setelah beberapa bulan bungkam, akhirnya Al-Faruq mengeluarkan pengakuan--kepada CIA--yang mengguncang. Tak hanya mengaku sebagai operator Al-Qaeda di Asia Tenggara, dia mengaku memiliki hubungan dekat dengan Abu Bakar Ba'asyir. Menurut berbagai laporan intelijen yang dikombinasikan dengan investigasi majalah Time, bahkan Ba'asyir adalah pemimpin spiritual kelompok Jamaah Islamiyah yang bercita-cita membentuk negara Islam di Asia Tenggara. Ba'asyir pulalah yang dituding menyuplai orang untuk mendukung gerakan Faruq. Ba'asyir disebut sebagai orang yang berada di belakang peledakan bom di Masjid Istiqlal tahun 1999. Dalam majalah edisi 23 September tersebut, Al-Farouq juga mengakui keterlibatannya sebagai otak rangkaian peledakan bom, 24 Desember 2000.
* 25 September 2002, Dalam wawancara khusus dengan wartawan TEMPO, Ba'asyir mengatakan bahwa selama di Malaysia ia tidak membentuk organisasi atau gerakan Islam apapun. Selama di sana ia dan Abdullah Sungkar hanya mengajarkan pengajian dan mengajarkan sunah Nabi. "Saya tidak ikut-ikut politik. Sebulan atau dua bulan sekali saya juga datang ke Singapura. Kami memang mengajarkan jihad dan ada di antara mereka yang berjihad ke Filipina atau Afganistan. Semua sifatnya perorangan." Ungkapnya.
* 1 Oktober 2002, Abu Bakar Ba'asyir mengadukan Majalah TIME sehubungan dengan berita yang ditulis dalam majalah tersebut tertanggal 23 September 2002 yang menurut Ba'asyir berita itu masuk dalam trial by the press dan berakibat pada pencemaran nama baiknya. Ba'asyir membantah semua tudingan yang diberitakan Majalah TIME. Ia juga mengaku tidak kenal dengan Al-Farouq.
* 11 Oktober 2002, Ketua Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba`asyir meminta pemerintah membawa Omar Al-Faruq ke Indonesia berkaitan dengan pengakuannya yang mengatakan bahwa ia mengenal Ba'asyir. Atas dasar tuduhan AS yang mengatakan keterlibatan Al-Farouq dengan jaringan Al-Qaeda dan aksi-aksi teroris yang menurut CIA dilakukannya di Indonesia, Ba'asyir mengatakan bahwa sudah sepantasnya Al-Farouq dibawa dan diperiksa di Indonesia.
* 14 Oktober 2002, Ba'asyir mengadakan konferensi pers di Pondok Al-Islam, Solo. Dalam jumpa pers itu ia mengatakan peristiwa ledakan di Bali merupakan usaha Amerika Serikat untuk membuktikan tudingannya selama ini bahwa Indonesia adalah sarang teroris.
* 17 Oktober 2002, Markas Besar Polri telah melayangkan surat panggilan sebagai tersangka kepada Pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba`asyir. Namun Ba'asyir tidak memenuhi panggilan Mabes Polri untuk memberi keterangan mengenai pencemaran nama baiknya yang dilakukan oleh majalah TIME.
* 18 Oktober 2002, Ba'asyir ditetapkan tersangka oleh Kepolisian RI menyusul pengakuan Omar Al Faruq kepada Tim Mabes Polri di Afganistan juga sebagai salah seorang tersangka pelaku pengeboman di Bali.
* 3 Maret 2005, Ba'asyir dinyatakan bersalah atas konspirasi serangan bom 2002, tetapi tidak bersalah atas tuduhan terkait dengan bom 2003. Dia divonis 2,6 tahun penjara.
* 17 Agustus 2005, masa tahanan Ba'asyir dikurangi 4 bulan dan 15 hari. Hal ini merupakan suatu tradisi pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Ia dibebaskan pada 14 Juni 2006.

Pada tanggal 9 Agustus 2010 Abu Bakar Ba'asyir kembali ditahan oleh Kepolisian RI di Banjar Patroman atas tuduhan membidani satu cabang Al Qaida di Aceh.

TEMPO Interaktif, Jakarta - Mabes Polri menduga adanya keterkaitan Abu Bakar Ba'asyir dengan Abdullah Sonata sebagai pemimpin gerakan pelatihan teroris di Aceh Besar. Pengasuh Pondok Pesantren Ngruki, Sukoharjo, itu disinyalir merestui dan ikut mendanai pelatihan senjata teroris yang dipimpin Sonata

“Ba'asyir diduga turut dalam perencanaan awal sampai terbentuknya Al-Qaeda Aminah yang berfungsi sebagai basis militer di Aceh,” kata Juru Bicara Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang, Senin (9/8).

Sonata sendiri merupakan terduga teroris yang ditangkap di Klaten Jawa Tengah, pada Juni lalu. Polisi menduga Sonata memiliki peranan penting dalam jaringan teroris di Indonesia, sesudah kematian Noordin M Top. Bahkan Polri mengindikasi Sonata sebagai pimpinan kelompok teroris di Aceh, Cawang, Cikampek, serta di Sukoharjo, Jawa Tengah.
CORNILA DESYANA

BANJAR - Penangkapan Abu Bakar Baasyir dalam sebuah operasi pekat, Senin (9/8) sempat membuat sebagian warga Banjar kaget. Soalnya sehari sebelumnya, Ba'asyir dan jemaahnya sempat mengelar pengajian di Masjid Alun-Alun Banjar.
"Saya dengar Abu di tangkap. Malamnya beliau kan memberi pengajian disini" kata Endang, warga Pasir Leutik Kota Banjar yang mengikuti acara pengajian Abu Bakar Baasyir kepada Tempo Senin (9/8).

Menurut Endang, saat pengajian di Masjid Banjar, Baasyir sama sekali tak menyinggung aturan agama Islam. Ia juga tidak menyinggung soal aksi terorisme. Karenanya, Endang mengaku kaget mendengar Baasyir ditangkap. . “Iya jelas kaget malam sebelumnya beliau memberikan pengajiam di sini,”ujar petugas satpol PP yang enggan disebutkan namanya kepada Tempo.

Sebelumya, Ketua Jjamaah Anshorur Tauhid kota Banjar Muhtadin memprotes polisi karena semua acara pengajian yang diikuti Baasyir dinilai tak menyalahi aturan. "Polisi harusnya tak asal tangkap karena beliau sangat tidak mendukung aksi-aksi pengeboman yang dlakukan oknum yang tidak bertanggung jawab itu, ” ujarnya.
JAYADI SUPRIADIN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ustad dari Pondok Pesantren Ngruki Solo, Abu Bakar Baasyir, Senin pagi ditangkap aparat Densus 88 Mabes Polri dalam perjalanan setelah memberikan ceramah di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sebuah radio ibukota melaporkan, Senin pagi, Baasyir tepatnya ditangkap di Banjar Patroman, Ciamis. Baasyir ditangkap diduga karena terkait kasus terorisme.
Beberapa tahun lalu, ustad berpengaruh ini juga pernah ditangkap dan ditahan, bahkan sempat disidangkan terkait kasus terorisme jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud, biasa juga dipanggil Ustadz Abu dan Abdus Somad (lahir di Jombang, Jawa Timur, 17 Agustus 1938; umur 71 tahun), merupakan seorang tokoh Islam di Indonesia keturunan Arab. Ba'asyir juga merupakan pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) serta salah seorang pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu'min. Berbagai badan intelijen menuduh Ba'asyir sebagai kepala spiritual Jemaah Islamiyah (JI), sebuah grup separatis militan Islam yang mempunyai kaitan dengan al-Qaeda. Walaupun Ba'asyir membantah menjalin hubungan dengan JI atau terorisme.
Ba'asyir pernah menjalani pendidikan sebagai siswa Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur (1959) dan alumni Fakultas Dakwah Universitas Al-Irsyad, Solo, Jawa Tengah (1963). Perjalanan kariernya dimulai dengan menjadi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Solo. Selanjutnya adalah menjabat Sekretaris Pemuda Al-Irsyad Solo, kemudian terpilih menjadi Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia (1961), Ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam, memimpin Pondok Pesantren Al Mu'min (1972) dan Ketua Organisasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), 2002.

Ba'asyir mendirikan Pesantren Al-Mu'min di Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, bersama dengan Abdullah Sungkar pada 10 Maret 1972. Pada masa Orde Baru, Ba'asyir melarikan diri dan tinggal di Malaysia selama 17 tahun atas penolakannya terhadap asas tunggal Pancasila.